Sabtu, 11 Desember 2010

Selamat Datang Cinta


Tak tahu kapan datangnya cinta
Ku tak bisa menolaknya saat ia datang menghampiri
Lantunan lagu kasih sayang mengiringi, dan tak ingin beranjak pergi darinya
Sebuah ungkapan mesra serta tutur kata yang puitis
Hanya ku berikan untuk dia saja

Pandangan tak lepas kemanapun ia melangkah
Seperti angin yang membuainya dalam kesejukan
Cinta yang menggelayuti hatiku, sungguh begitu menggoda mimpiku
Kaulah cahaya ketika gelap menyelimuti
Kaulah hati yang kan ku kasihi

Sejuta kuntum bunga tak mampu seharum semerbak wangi kasihmu
Keindahan sinar matamu melamunkan khayalku
Bintang dan bulan coba mengutarakan semuanya
Rasa yang terlalu indah tuk aku simpan dalam lubuk jiwaku
Ku ingin selami separuh hidupku bersamamu
Hanya kita berdua di dunia yang indah ini

Dalam keadaan apa pun ku ingin mencintaimu
Tak ada terbesit pun untuk berhenti menyayangimu
Karena Allah Swt menganugerahkan cinta diantara kita
Dan tak ada yang dapat memisahkannya

Rabu, 13 Oktober 2010

Arah

Awal baru untuk melangkah
Diantara kegelisahan tak berujung
Potret masa depan pun masih samar-samar
Keagungan dan keindahan ada didalamnya
Bagai sebuah mimpi yang semu

Terasa jatuh
Tersungkur dan coba mengingat semuanya
Dinginnya genggaman tanganku
Tak bisa memegang erat angan-angan ini
Begitu juga dunia yang tersirat dalam khayalku

Pikiran ini seakan mengejarku
Berpikir terus ketika ku merasa lelah
Dan terasa hidup ini seperti akan berakhir
Mati tak mati, hidup pun tidak
Sungguh ini pergolakan hati yang bimbang
Bimbang untuk menentukan arah

Senin, 30 Agustus 2010

Kegelisahan

Kericuhan kembali merasuk dalam benakku
Ketika semuanya tampak hilang tak berbekas
Kau masih seperti wanita yang kukenal dulu

Harum semerbak wangi tubuhmu melamunkan anganku
Meluluhkan kerasnya hatiku yang tlah membeku
Sungguh kau masih ada untukku
Kilauan sinar terang wajahmu itu membenamkan egoku
Sayang kau tak tahu kegelisahan ini

Rabu, 25 Agustus 2010

Bercampur

Lama ku tak menulis
Waktu sudah menunjuk jam 12 malam
Sungguh hal yang tak biasa
Aku masih ingin menulis dan tak tertidur dalam mimpi

Saat ini aku ingin menulis tentang kelemahanku
Ku sadari aku adalah makhluk seperti yang lainnya, makhluk yang tak sempurna
Kadang aku punya iman, kadang aku punya kebencian dan nafsu
Aku tahu bahwa ini akan selamanya terjadi padaku
Terkadang aku merindu saat iman itu datang
Terkadang pula aku menjauhinya

Malam ini aku bertemu keduanya
Mereka membelaiku dengan mesra
Iman dan nafsu memelukku bergantian
Sungguh ini membuatku terasa tak nyaman
Bercampur seakan ku tak punya salah

Malam pun masih terasa
Dinginnya mulai menusuk kulitku perlahan-lahan
Sungguh jika malam ini lewat, aku merindukannya kembali
Merindukan kengerian didalamnya

Senin, 23 Agustus 2010

Kemanusian yang Terlambat

Hari ini aku berjalan ke sebuah jalan
Jalan itu ada di daerah kampus UGM
Aku berjalan seorang diri
Sepanjang jalan ku lihat banyak orang berkrumun
Aku minder berada di dekat mereka
Karena ku tak seperti mereka

Tak sengaja ku lihat nama sebuah jalan yang bernama jalan humaniora
Jalan yang menandakan adanya rasa kemanusian yang besar di dalamnya
Tapi apa yang ku lihat
Aku lihat seorang ibu yang sedang menggendong anaknya
Meminta sebuah rasa kemanusian kepada sesama yang ada di situ
Dan tak ada satupun yang memberikan rasa kemanusian itu

Apakah ini yang tandanya tak ada rasa kemanusian lagi antar sesama manusia
Sungguh pengalaman yang menyentuh imanku
Karena aku pun baru menyadari rasa kemanusian itu saat ku menulis sajak ini
Sebuah sajak tentang pengungkapan rasa kemanusian yang terlambat

Senin, 26 Juli 2010

Puisi

Ku ingin kau mendengarkanku
Saat ku tak lagi ada untukmu
Ku ingin kau tahu
Selamannya kau yang ada di hatiku
Terlalu banyak dan indah kenangan ketika saat bersamamu

Sebenarnya sampai saat ini ku pun masih tetap mencintaimu
Ku ingin selamanya menyayangi dirimu
Walaupun saat ku tak ada lagi ada untukmu
Kaulah yang cinta terindah di dalam hidupku

Puisi ini ku tuliskan untukmu
Walaupun mungkin sudah terlambat
Ku ingin kau membacanya, sayang
Sebuh puisi tentang pengungkapan rasa cinta yang begitu dalam

Kamis, 27 Mei 2010

Sajak di Bulan April

Sajak ini ku tulis di pagi hari di bulan April
Ketika ku sedang duduk di kamar
Dan menengok ke atas, melihat cahaya mentari mulai menyinari pagi itu
Indahnya saat itu, aku pun merasakan kehangatannya
Kehangatan sapaan sang mentari

Sejak dulu aku suka bersua tentang rahasia di balik alam semesta ini
Walaupun yang ku lihat hanyalah keindahan paras bumi ini saja
Bersmesraan dengan alam sungguh membuatku kagum
Seperti halnya ketika ku sedang bersujud menghadap Sang Illahi
Allah Azzawajala

Selasa, 11 Mei 2010

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

Chairil Anwar

Selasa, 13 April 2010

Tak Terjamah Olehku

Setumpuk laporan tak terjamah olehku
Dan alunan lagu yang merdu mengalir di telinga seakan berbicara denganku
Tidurlah anak manusia, tidurlah
Hidupmu sia-sia jika engkau tak menjamah mimpi yang indah
Mimpi yang membuatmu terus bermimpi

Aku berpikir sejenak tentang hidupku
Tentang suratan takdirku
Ingin suratan takdir ku buang jauh ke atas yang gelap sana
Biar tersesat dalam pekatnya gelap malam
Aku tahu, aku tahu
Yang bisa mengubah jalan hidupku hanyalah kemauanku sendiri
Biarkanlah aku meniti hidupku bukan suratan yang menjalaninya

Aku hidup untukku, bukan untuk siapa-siapa
Tapi aku tak akan bisa terpisah dari orang tua yang telah membesarkanku
Bapak, ibu, kalian berdua menuntunku sampai hari ini
Membenarkan jalan yang ku tempuh jika aku salah dalam memilihnya
Berdosa samapi ku kecewakan kalian

Jika malam ini terlewati, aku hanya berdoa
Semoga kelak aku bisa membalasnya, bapak, ibu

Masih ku lihat setumpuk laporan teronggok di meja
Sungguh lelah ku jalani

Sabtu, 27 Maret 2010

Mendung

Angin berhembus dengan ramahnya, tak ada rasa gejolak panas didalamnya
Petir yang tak kala itu menyambut kedatangan angin dengan suara gemuruh yang menggelegar
Awan pun mulai memetakan dirinya dengan warna yang gelap seakan dia malu tuk bercengkrama dengan angin dan petir
Sore itu pun menjadi sore yang mendung, seperti suasana disekitarku yang tak menampakkan kehangatan akan kehadiranku
Sungguh awan hitam membuatku takut, takut kalau yang diAtas sedang memandangku kesal seperti awan hitam yang menggelayuti langit
Aku bukanlah seorang puitus yang pandai menafsirkan apa yang ditampakan dunia ini

Kamis, 11 Februari 2010

Teman

Kehilangan itu rasanya sangat menyakitkan
Begitu pula saat bahagia itu tiba
Rasanya seperti tusukan pisau menyayatkan hatiku

Kau tahu teman
Ketika kau didekatku sungguh ku rasa semuanya yang kau berikan adalah kepalsuan
Kepalsuan yang hina dan kotor melebihi limbah pabrik yang menggenang di sungai
Karena kau menatapku dengan topeng busukmu itu

Jari-jari mulai terasa kaku
Derap detak jantungku mulai tak karuan
Udara pun tak masuk untuk memberi ku sedikit untaian kehidupan
Kau datang, kau pergi seenak seperti mau mu
Kau tak pernah hiraukan ku yang tak mengerti arti dirimu bagiku
Asal kau tahu, dirimulah yang mengerti keadaanku yang tak sempurna
Keadaanku yang gila akan hembusan kekerasan yang menusuk kuat dalam jantungku
Hanya kau yang mampu meredam amarahku, dan kau lah arti lebih dari sekedar teman